gawat darurat dimulai

ini tentang perjalanan sebelum dan saat memasuki stase terakhir..
bernama, Keperawatan Gawat Darurat, kalau anak2 FIK UI bilang nya “KGD”
dan temen2 AKPER bilang nya “GaDar” . .

sebelumnya, sekitar bulan april awal stase Keperawatan Medikal Bedah
di info kan bahwasanya RSUPN DR Cipto Mangunkusumo sudah bisa di jadikan lahan praktik,
menggantikan RSUD Cibinong yang sebelumnya dijadikan lahan praktik.
alhamdulillah !! okee..! kabar baik..!

*tersenyum
lalu, pertanyaan kemudian..
siapa saja mahasiswa profesi yang praktik di RSCM ?
nah.. selidik punya selidik nama saya tidak tertera di kelompok RSCM. .
“oh.. mgkin di RS lain” membatin
melihat rona wajah bahagia dari mereka yang dapat di RSCM..
saya turut senang 🙂
hingga mata ini mengenal deretan huruf itu,
Nurul Widiyastuti,,
ternyata KGD di RS Islam Jakarta Pondok Kopi..
syukurlah..
yaa, setidaknya ada nama saya di lembar tersebut 😀
dan waktu berlalu,
memasuki pekan-pekan “magis”
yang membuat dada mahasiswa kembang kempis
sadis. . 😀
sampai sabtu terakhir presentasi kasus di kampus.
dan itu artinya waktu ujian semakin dekat.
ujian kelas kakap..
entahlah, yang saya bisa definisikan..
ujian stase lalu , Keperawatan Medikal Bedah menjadi momok pertama bagi mahasiswa profesi… disusul dengan stase KGD ini. .sama setara nya.
ibarat matematika bagi siswa SD , mungkin KMB dan KGD seperti itu bagi mahasiswa profesi.
masa ujian KMB alhamdulillah sudah terlewati. .
namun si Nurul Widiyatuti masih belum tahu akan praktik stase selanjutnya, dimana. .
banyak teman yang menanyakan. . tapi cuma sekenanya saya jawab ” iya nih, belum tahu”
*deeeuuhh nih kagak aktif banget nyari tauuu*
tapi. .. toh nanti juga akan ada orientasi awal toh untuk KGD . .
jadi sekalian saja cari tahu nya nanti” pikir saya saat itu.
kabar baik itu datang,
tepat 2 hari setelah saya ujian KMB.
namanya, naela.
di layar hp saya tetiba ada sms atas namanya.
isinya :
” buluuuuuuuuun sayaaaaaanngg kamu KGD nya dapet RSCM sekelompok dengan emi, puput, joan, dan ute. “
saya hanya menatap lamat-lamat tulisan itu..
“alhamdulillah..” sigkat.
sesaat kemudian banyak yang berkecamuk di hati saya, antara syukur dan kecemasan untuk berada di sana.
ahh.. lagi2 harus benar2 memantapkan diri untuk belajar agar lebih profesional di bidang nya..
dan mengharap pertolongan Allah ditiap waktunya.. agar menjadi sebab kesembuhan bagi pasien, pun dengan mereka yang meregang nyawa saat di depan mata semoga menjadi kematian yang baik. .
“mudah kan dan mampu kan kami, Ya Rahman”

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.