Catatan Hati yang Cemburu

Pernah dengar kalimat judul ini? kalau anda penikmat karya Asma Nadia sudah tentu sangat familiar dengan kalimat tersebut. yap. catatan hati yang cemburu merupakan salah satu karya terbaik dari torehan pena sang penulis. saya sempat membaca buku ini dua pekan sebelum saya menyandang status istri Ferdias Ramadoni. Kala itu tengah asyik mencipta jalinan ukhuwah baru dengan calon adik ipar, Indita Safira usai berkesempatan menonton perahu kertas part 1 di agustus 2012 lalu. Hingga tiba lah kami di toko buku bilangan Depok. Awalnya saya mencari buku “negeri sukun : kelakar sang kiai untuk negeri” karya A. Fuady buku yang –menurut saya- susah ditemukan seperti hal nya kala saya mencari “galaksi kinanthi” karya Tasaro GK dan “Cinta itu Kamu” karya Moammar Emka, saat jaman kuliah. Akhirnya benar, stock pun kosong. Beralih untuk mencari buku dari penulis favorit saya om Tere Liye hihi.. saat itu buku terbaru nya “Negeri para bedebah” membaca resensi nya sebentar membuat saya menentukan sikap untuk menaruh nya kembali di rak buku. Kenapa? Entahlah, saya tidak terlalu menyukai nya. Mungkin suatu saat bisa pinjam tanpa harus membeli. 😀

Memandang sekeliling melihat fira dengan keasyikannya di wilayah komik dan anime. Berbeda dengan saya yang tidak terlalu menyukai anime, komik dan sebangsanya. FYI, sampai saat ini saya tidak atau mungkin tepatnya belum bisa menaruh perhatian lebih bagaimana cara membaca komik dengan baik:D Namun salut dengan mereka yang menjadikan hobi membaca komik lalu terinspirasi membuat kegiatan untuk anak-anak dan salah satu nya tadi, menyuplai komik sebagai stimulus agar anak-anak gemar membaca. Meski di kemudian hari, -mungkin- saya tidak menjadikan komik sebagai stimulus untuk anak-anak saya kelak (:

Setelah berada di wilayah om Tere Liye, saya menuju wilayah mba Asma Nadia. Terakhir masih terkesima dengan karya beliau yang berjudul “Ketika Mas gagah Pergi dan kembali” betapa sosok mas gagah sedemikian hidup dan buku ini sukses membuat saya mbrebes mili kala itu. Oke dimulailah satu per satu dengan seksama saya membaca judul dari tiap karya beliau yang kini di hadapan. Tertambat lah saya pada satu buku yang berjudul “Catatan hati yang cemburu”. Keren nih, lirih saya. Tanpa ragu saya bawa buku yang sudah dibuka plastiknya untuk saya nikmati langsung dengan kaki mengarah pada bangku yang disediakan untuk pengunjung toko buku. Saya menjauh sebentar, membiarkan fira dengan dunia nya. 😉

Takjub adalah ketika membaca kalimat dibelakang sampul buku, seperti ini tulisan nya :

“Cinta.aku ingin tua bersamamu menatap anak-anak yang meneruskan jejak kita.tanpa perlu sesaat pun merasa khawatir hatimu pergi meninggalkanku”

Di malam takbiran aku mendobrak rumah perempuan lain itu. Salahkah aku yang cemburu, atau salah dia yang berselingkuh? Salahkah jika aku cemburu kepada ibu mertua?Salahkah jika aku cemburu pada ponselnya, laptop, teman chatting, mantan atau istri keduanya?

Cemburu, benarkah tanda cinta? Cemburu, bisakah dihindari?Lalu bagaimana seorang istri bisa mengerti jika cemburu yang dirasakannya hanya sebuah prasangka? Jika justru cemburu menjadi keharusan, atau bahkan wajib sebab cemburu kita, bisa jadi juga merupakan cemburu-Nya?Lima belas orang istri curhat tentang berbagai obyek cemburu dan bagaimana mereka mencoba menghadapinya.

Catatan Hati Yang Cemburu mungkin bisa menjadi buku wajib para istri dan calon istri atau siapa saja yang ingin mampu menata hati agar tidak cepat emosi karena cemburu, kemudian melakukan hal-hal yang justru menjauhkan sakinah dari keluarga.Catatan Hati Yang Cemburu juga merupakan buku wajib buat para suami atau calon suami agar piawai menjaga perasaan istri, karena ternyata banyak hal yang menjadi sumber cemburu yang tidak terpikir oleh sebagian besar pria.

Catatan Hati Yang Cemburu dilengkapi dengan tips mengenali penyebab cemburu dan manajemen cemburu cantik.Agar cemburu menjadi perekat cinta, dan prahara keluarga bisa diatasi. Agar sakinah bersamanya… kembali menjadi warna.”

Tercekat. Lalu berpikir bahwa diri ini juga termasuk yang pencemburu. Cemburu untuk hal yang rasional tentu nya. Hingga suatu malam saya pun pernah berbincang dengan suami apa hal yang membuat saya dan dia cemburu yang kemudian berharap semua bisa ter-antisipasi sebelum cemburu hadir secara nyata.

Point nya, ketika kau merasa cemburu sampaikan, bahkan untuk sekedar merasa kangen. sampaikan. Jangan bermain dengan tebakan, tiba-tiba ngambek dan berharap pasangan mu tahu tanpa perlu kamu beritahu. Hey istri shalihah, pasangan kita bukan peramal yang dapat menebak dengan tepat apa yang bergemuruh di hati, bukan?

Terakhir,
Bukan bermaksud untuk bantu promosi buku mba Asma Nadia yang satu ini. Tapi ada baiknya untuk para istri, para suami, atau bahkan kalian yang ingin membangun keluarga (juga) membaca buku ini. agar kiranya hikmah dari tulisan ini bisa ter-internalisasi dalam kehidupan berumah tangga nanti nya. 🙂

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.