utuh mu di senja itu

di senja itu.

pada hari yang tak terlalu deras.

tetes hujan menyapa.

satu demi satu jatuh menerpa wajah.

lembut dan masih dapat dihitung jumlahnya.

sesekali menengadahkan wajah dan lengan.

bersuka cita.

seperti halnya bocah kecil yang merindukan hujan.

sambil melihat rombongan awan putih yang berubah pekat

lari ku menuju tempat peteduhan

berhenti di sebuah masjid

dibilangan depok sana

hujan menderas.

membasahi genting dan pohon di sekitarnya.

lalu lambat laun.

belasan motor berhenti.

dan si empunya merapatkan diri.

di pelataran masjid.

diam ku mengamati genangan hujan.

di kejauhan.

sampai ada sosok yang mengusik diam ku.

dengan teriaknya.

“dek, payungnya dek”

tak lama ada bocah kecil dengan pakaian kuyup menghampiri.

“kemana kak?”

tanya bocah itu.

“kakak mau cari makan, temani kakak ya”

jawabnya lengkap.

lalu mereka berdua berjalan.

dalam satu payung.

entah kemana.

“temani kakak ya”

kalimat itu yang seketika merasuki kerasionalan ku.

mencoba memahami apa makna sebenarnya.

prasangka baik ku,

lelaki kisaran usia 23 itu

ingin berbagi dengan bocah kuyup itu.

dan prasangka baik itu.

yang kadang membuat tersenyum sendiri.

kagum akan sosok itu.

cara memperlakukan bocah kuyup yang tidak biasa.

utuh mu. rekam itu terputar kembali.

senja selanjutnya.

utuh mu belum pasti ada.

mengusik kesukaan pada hujan.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.